The
Interest Rate Transmission Mechanism 1
Tingkat suku bunga (interest rates)
mempengaruhi individu dan perusahaan dalam mengambil keputusan untuk meminjam
uang ke bank. Individu yang memutuskan untuk meminjam uang ke bank akan
melakukan kredit atau pinjaman jangka panjang yang berujung pada konsumsi. Sedangkan,
perusahaan yang memutuskan untuk meminjam uang ke bank dikarenakan suku bunga
bank lebih rendah daripada harus mencari dana di pasar modal dengan menjual
saham atau menerbitkan obligasi karena dengan menjual saham, perusahaan harus
memberikan deviden pada pemegang saham dan dengan menerbitkan obligasi, perusahaan
harus membayar bunga yang berupa diskonto. Jika dana dari bank yang dipinjam
perusahaan adalah pinjaman baru, perusahaan akan langsung menggunakan dana
tersebut untuk investasi. Namun, jika dana yang dipinjam dari bank adalah
pinjaman lama yang akan diperpanjang, perusahaan akan menggunakan dana tersebut
untuk membiayai produksi perusahaan, sehingga menciptakan keuntungan pada
perusahaaan (margins) dan upah bagi karyawan. Upah yang diterima karyawan akan
digunakan untuk melakukan konsumsi
sehingga dapat memenuhi kebutuhannya.
Berdasarkan
skema di atas, tingkat suku bunga (interest rate) memiliki pengaruh yang besar
dalam mengambil keputusan apakah akan melakukan pinjaman hipotik (Mortgages)
atau tidak. Semakin tinggi tingkat bunganya, maka masyarakat cenderung memutuskan
uangnya untuk didepositokan di bank. Seperti pada gambar di atas, ketika mereka
memutuskan untuk mendepositokan uangnya di bank, maka uangnya itu akan
dipergunakan untuk konsumsi rumah tangga mereka. Akan tetapi, ketika mereka
memilih untuk melakukan pinjaman hipotik, jika pinjaman hipotek tersebut
dipergunakan untuk sesuatu hal yang baru, terlepas dari pinjaman hipotek yang
lalu, maka mereka akan menggunakannya untuk membeli rumah di perumahan yang
baru (dalam konteks bahwa asset yang dijadikan sebagai jaminan adalah rumah)
sebagai investasi, karena seperti kita tahu bahwa harga rumah itu akan terus
meningkat sehingga menarik pembeli untuk berinvestasi di sektor properti
seperti rumah. Sebaliknya, jika pinjaman hipotek menambah pinjaman hipotek yang
sudah ada sebelumnya, maka itu bisa dijadikan sebagai pendapatan yang siap
dibelanjakan (disposable income) dan bisa menambah harta pribadi yang keduanya
dapat digunakan untuk konsumsi
The Interest Rate Transmission Mechanism 3
Gambar
di atas menunjukkan mekanisme suku bunga yang ke-3. Yaitu mekanisme suku bunga
yang melibatkan nilai tukar uang. Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa
suku bunga dapat menyebabkan nilai tukar uang menjadi naik/turun. Ketika suku
bunga naik, maka akan menurunkan investasi (banyak orang menabung di bank),
sehingga uang akan sedikit beredar, dan menyebabkan peningkatan nilai tukar. Jika
nilai tukar uang naik maka harga barang dan jasa yang diimpor akan menurun dan
menyebabkan peningkatan permintaan akan barang dan jasa yang diimpor tersebut,
dan saat itu pula harga barang dan jasa yang diekspor akan naik sehingga
permintaan barang dan jasa yang diekspor tersebut akan menurun.
Ketika
suku bunga turun, maka akan meningkatkan investasi (sedikit orang menabung di
bank), sehingga uang akan terlalu banyak beredar, dan menyebabkan penurunan
nilai tukar. Jika nilai tukar uang turun maka harga barang dan jasa yang
diimpor akan naik sehingga permintaan barang dan jasa yang diimpor tersebut
akan menurun, dan saat itu pula harga barang dan jasa yang diekspor akan turun
sehingga permintaan akan barang dan jasa yang diekspor tersebut akan meningkat.
Keadaan
di atas, di mana jumlah peningkatan permintaan
akan barang dan jasa yang diimpor sama dengan jumlah penurunan permintaan akan
barang dan jasa yang diimpor, dan di mana jumlah peningkatan permintaan akan barang dan jasa
yang diekspor sama dengan jumlah penurunan permintaan akan barang dan jasa
barang yang diekspor, akan mengakibatkan keseimbangan neraca pembayaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar